Minggu, 05 Juli 2009

Tipuan Label Makanan

Saya selalu berpikir jika klaim kesehatan yang dibuat oleh pabrik makanan sebagian besar tidak berarti apa-apa.

Sebagai contoh, produk makanan bisa saja diiklankan dengan "rendah lemak jenuh" atau "bebas kolesterol", tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bila mengonsumsi lebih sedikit bahan makanan jenis ini akan memberi manfaat yang luas untuk kesehatan. Menurut pendapat saya, "manfaat" konsumsi makanan rendah lemak jenuh dan kolesterol adalah lebih berupa taksiran daripada berupa fakta apapun.

Juga, sekalipun makanan berkandungan lemak jenuh dan kolesterol telah terbukti merugikan kesehatan, bukan berarti makanan dengan kandungan lemak jenuh dan kolesterol rendah secara otomatis menyehatkan.

Sebagai contoh, pupuk kandang dapat juga diberi label "rendah lemak jenuh" dan "bebas kolesterol," tetapi tidak membuatnya menjadi "baik untuk dimakan".

The Daily Telegraph melaporkan pada April tentang usulan undang-undang label makanan Eropa [1]. Artikel tersebut menginformasikan pada kita bahwa organisasi perlindungan konsumen Inggris Which?memperingatkan bahwa jika usulan undang-undang pelabelan disetujui, lebih dari 90 persen produk makanan akan mengklaim adanya kandungan beragam nutrisi atau lain di dalamnya. Terutama, menurut Which?, klaim ambang bawah kandungan yang dibuat dari bahan makanan semacam lemak atau gula dipatok terlalu tinggi. Kita akan menghadapi situasi di mana kita melihat donat dan burger diiklankan dan dijual sebagai makanan "rendah lemak".

Laporan ini berisi kutipan juru bicara Food Standards Agency (FSA) Inggris yang menyampaikan, "Pandangan FSA adalah untuk memastikan bahwa klaim kesehatan tidak menyesatkan konsumen. Konsep proposal sedang dibahas oleh semua negara anggota di tingkat EC, dan kita mendorong secara aktif undang-undang yang meletakkan kepentingan konsumen di posisi pertama."

Saya sedikit dikejutkan oleh laporan ini, sebab catatan FSA tidak menunjukkan bila organisasi ini selalu mendahulukan kepentingan konsumen. Saya percaya organisasi tersebut akan terus menyesatkan masyarakat mengenai apa yang baik dan tidak baik untuk dimakan.

Sebagai contoh, pada peringatan tentang risiko lemak jenuh terlepas dari tidak ada bukti baik yang mendukungnya, ini adalah kesalahan yang dapat dilihat. Dan organisasi itu terus meyakinkan kita tentang "nilai" kandungan tepung karbohidrat terlepas dari fakta bahwa terlalu banyak kandungan ini cenderung mengganggu gula darah dan level insulin dengan cara mempengaruhi kondisi-kondisi seperti kenaikan berat badan, penyakit kardiovaskuler, dan kencing manis tipe-2.

Saya mencatat beberapa waktu lalu saat Sam Montel, seorang ahli nutrisi di situs FSA menulis, untuk merespon pertanyaan mengenai kismis: "kudapan sehat lainnya meliputi... roti kismis tanpa lapisan gula di atasnya, roti scones (terbuat dari tepung dengan mentega kemudian dipanggang), atau kue yang disajikan bersama teh."

Di balik semua ini, ada beberapa bukti tentang kedekatan FSA dengan industri makanan, sebagai contoh, konflik kepentingan yang terjadi diantara anggota FSA Advisory Committee on Research terdahulu.

Organisasi ini, bertugas memberi masukan pada FSA di bidang ilmu pengetahuan dan riset, termasuk karyawan tetap perusahaan makanan Unilever. Ketua organisasi ini juga menerima dana dari Unilever. Sebagai lampirannya, saya duga ini menunjukkan bahwa Dame Deirdre Hutton, ketua FSA, memiliki saham di Unilever [2].

Konflik kepentingan semacam itu tidak akan merepotkan jika FSA mampu memberi masukan secara jujur, tak berat sebelah,dan berdasarkan bukti tentang apa saja yang sebaiknya kita makan. Tetapi, dalam pandangan saya, mereka sangat gagal.

FSA, seperti yang Anda ketahui, juga mempunyai beberapa sejarah tentang dirinya di arena pelabelan makanan. Beberapa saat lalu, mereka memperkenalkan rencana "rambu-rambu" pelabelan, yang menilai makanan berdasarkan warna hijau, kuning kecoklatan, atau merah disebabkan oleh kandungan gula, garam, lemak jenuh, dan seluruh kandungan lemak mereka. Rencana rambu FSA ini memungkinkan keripik oven mendapatkan empat "hijau", dan oleh karena itu, tanda tersebut merupakan surat persetujuan penuh, dari pemerintah Inggris, sebagai makanan yang baik untuk dikonsumsi. FSA patut hati-hati atas usulan undang-undang pelabelan makanan Eropa, tetapi saya perhitungkan FSA juga perlu mempertajam tindakannya sendiri di area itu. (Dr. John Briffa/The Epoch Times/feb)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar